One Day One Hadith 'Measuring Faith in Life Orientation'
ODOH ZIDANE HAFIZH
ONE DAY ONE HADITH
Sabtu, 24 Jumadil Awal 1439 H/ 10 Februari 2018 M
Menakar Iman dalam Orientasi Hidup
بسم الله الرحمن الرحيم
كتاب السنة
باب الدليل على زيادة الإيمان و نقصانه
حَدَّثَنَا مُؤَمَّلُ بْنُ الْفَضْلِ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ شُعَيْبِ بْنِ شَابُورَ عَنْ يَحْيَى بْنِ الْحَارِثِ عَنْ الْقَاسِمِ عَنْ أَبِي أُمَامَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: "مَنْ أَحَبَّ لِلَّهِ وَأَبْغَضَ لِلَّهِ وَأَعْطَى لِلَّهِ وَمَنَعَ لِلَّهِ فَقَدْ اسْتَكْمَلَ الْإِيمَانَ رواه أبو داود
Artinya:
........dari Abu Umamah (w. 86 H) dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Barangsiapa mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan melarang (menahan) karena Allah, maka sempurnalah imannya."
HR. Abu Daud (w. 275 H)
Istifadah:
Pada dasarnya, apa yang menjadi orientasi di dalam hidup, maka itu akan menjadi arah manusia berperilaku. Begitu juga saat ridha Allah menjadi tujuan dasar seseorang, maka secara otomatis segala yang dicintaiNya akan dijalankannya dengan senang hati.
Sebaliknya, perbuatan maksiat dan dosa merupakan perkara yang dibenci Allah maka orang tersebut akan menjaga diri darinya serta menjauhinya. Secara sederhana, tidak ada hal yang bisa mendorong ataupun menahannya kecuali itu bersumber dari Allah.
[Lembaga Kajian & Riset Rasionalika Darus-Sunnah]
Komentar
Posting Komentar